Upaya Depolitisasi Birokrasi oleh Birokrasi Pemerintah Kota Padang Melalui Pemilu Gubernur Sumatera Barat 2020

Tommy TRD, Aidinil Zetra, Asrinaldi Asrinaldi

Abstract


Penelitian ini bertujuan menganalisa dan menggambarkan upaya depolitisasi birokrasi yang dilakukan oleh birokrasi Pemerintah Kota Padang melalui penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (Pilgub Sumbar) 2020. Berangkat dari politisasi birokrasi yang dinilai terlalu kuat di Pemerintah Kota Padang pada masa kepemimpinan Walikota Mahyeldi, struktur birokrasi Pemerintah Kota Padang berupaya melepaskan diri dari politisasi birokrasi yang terlalu kental tersebut (mencapai depolitisasi birokrasi) dengan memanfaatkan Pilgub Sumbar tahun 2020 untuk mengganti kepemimpinan Walikota Padang dan melepaskan tekanan politik birokrasi di bawah kepemimpinan Walikota baru, Hendri Septa. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data primer dan sekunder dijadikan sebagai sumber data penelitian. Hasil penelitian menunjukan birokrasi di Pemerintah Kota Padang memberikan dukungan massif kepada Walikota Padang, Mahyeldi, yang mengikuti kontestasi Pilgub Sumbar 2020 berpasangan dengan Audy Joinaldy, diusung oleh koalisi Partai PKS dan PPP. Namun berbeda dengan teori politisasi birokrasi dari B Guy Peters dan Jhon Pierre, yang melihat depolitisasi dari sudut pandang fungsi dari birokrasi yaitu pelayanan publik, penelitian ini justru menemukan bahwa depolitisasi birokrasi juga dapat hadir dari sudut pandang struktur organisasi birokrasi itu sendiri. Penelitian ini juga menemukan bahwa pola hubungan symbiosis mutualisma, patron-client atau rent seeking tidak selalu menjadi motif terjadinya politisasi birokrasi. Namun sebaliknya penelitian ini menemukan bahwa depolitisasi birokrasi sendiri adalah salah satu motif dari keterlibatan birokrasi dalam politik praktis. 


Keywords


Politisasi Birokrasi; Depolitisasi Birokrasi; Pilgub Sumbar 2020; Birokrasi

Full Text:

PDF

References


Alamsyah. (2017). Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal. (April 2003), 55–70.

Anderson, W. P. (2004). Mises versus Weber on Bureaucracy and Sociological Method. The Journal of Libertarian Studies, 18(1), 1–29.

Fakhruddin, M. A. (2012). Model Hubungan Antara Birokrasi dan Politisi di Indonesia. Jurnal Review Politik, 2(2), 282–301.

Firnas, M. A. (2016). Di Indonesia Era Reformasi. Jurnal Review Politik, 06(01), 160–194.

Gedeona, H. T. (2013). Birokrasi Dalam Praktiknya Di Indonesia : Netralitas Atau Partisan ? Jurnal Ilmu Administrasi, 10(2), 232–245.

Gunanto, D. (2020). Politisasi Birokrasi Dalam Pelaksanaan Pilkada di Indonesia. Independen (Jurnal Politik Indonesia Global), 1(2), 87–94. https://doi.org/10.24853/independen.1.2.87-94

Heywood, A. (2014). Politik (Edisi Keem). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kampai, J. (2020). Cagub Sumbar Mahyeldi Diperiksa Bawaslu Terkait Dugaan Pelanggaran Pilkada.

Maryana, I. (2017). Tata Hubungan Kerja Birokrasi Dan Politik Di Indonesia Pasca Reformasi. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 4, 597–602.

Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nugroho, K. S., Warsono, H., & Yuniningsih, T. (2020). Birokrasi di Indonesia: Kasus Penempatan Pegawai, Politisasi Birokrasi atau Merit System? Journal of Public Administration and Local Governance, 4(2), 96–110. https://doi.org/10.31002/jpalg.v4i1.2394

Perdana, G. (2019). Menjaga Netralitas ASN dari Politisasi Birokrasi (Protecting The ASN Neutrality From Bureaucracy Politicization). Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan Dan Kesejahteraan, 10(1), 109–128. https://doi.org/10.22212/jnh.v10i1.1177

Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy. In The Politics of Bureaucracy. https://doi.org/10.4324/9781315813653-5

Prasetya, E. (2020). Bawaslu Catat 64 ASN di Sumbar Langgar Netralitas saat Pilgub.

Simandan, R. (2009). Thinking about Bureaucracy: Mises versus Niskanen. Thinking about Bureaucracy: Mises versus Niskanen, 12(31), 85–96.

Sudrajat, T. (2015). Netralitas PNS dan Masa Depan Demokrasi dalam Pilkada Serentak 2015. Jurnal Ilmu Administrasi; Media Pengembangan Dan Praktk Administrasi, XII(3), 351–370.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryanjari, E. (2009). Catatan Kritis Terhadap Politisasi Birokrasi Dalam Pemilu. Civil Service Journal, 3(1), 55–63.

Tahmasebi, R., Mohammad, S., & Musavi, M. (2011). Politics-Administration Dichotomy: A Century Debate. Revista »Administratie Si Management Public« (RAMP), (17), 130–143.

Weber, M. (1947). From Max Weber: Essays in Sociology (H. . Gerth & C. W. Mills, Eds.). New York: Oxford University Press.

Yamin, I., Djoni, I., Sudewo, R. A., & Wibisono, E. A. (2020). Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada Serentak (Edisi Satu). Jakarta: BAWASLU RI.

Yudiatmaja, W. E. (2015). Politisasi Birokrasi: Pola Hubungan Politik dan Birokrasi di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 3(1), 10–28.




DOI: https://doi.org/10.36256/ijrs.v4i1.272

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Indonesian Journal of Religion and Society

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Indonesian Journal of Religion and Society (IJRS) Is Indexed By:

        

 

 

Creative Commons License
Indonesian Journal of Religion and Society (IJRS) is distribute under Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

IJRS Visitor